PERAN TEKNOLOGI DALAM KUALITAS RELASI ORANG TUA DENGAN REMAJA

 

Opini:

Dr. Novi Qonitatin, S.Psi., M.A.Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

BICARA teknologi bagaikan dua sisi mata uang. Seringkali dikaitkan dengan dampak negatif dari penggunaannya yang masif tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa dampak positif juga dapat diperoleh. Dampak teknologi ini pun mau tidak mau akan memberikan pengaruh terhadap hubungan atau relasi kita dengan orang lain. Salah satu yang terdampak adalah relasi dalam keluarga khususnya antara orang tua dan remaja. Hal ini dikarenakan pentingnya memahami relasi dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari interaksi antar anggota keluarga (Reis, Collins, & Berscheid, 2000).

Kenapa remaja yang menjadi sorotan dalam artikel ini? Relasi remaja dengan orang tua memiliki kekhasan sendiri dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi pada anak yang menginjak usia remaja (Qonitatin dkk, 2020), yang meliputi perubahan biologis, kognitif, emosional, dan sosial yang berfokus pada perubahan relasi dengan individu lain. Belum lagi kekhasan yang terjadi dalam relasi akibat adanya perbedaan generasi, yang memperlihatkan dunia budaya dan persepsinya yang sering kali berbeda antara remaja dan orang tua (Fuligni, 2012). Bahkan dengan kesenjangan generasi, remaja dan orang tua dapat menafsirkan interaksi satu sama lain dengan cara yang berbeda karena memiliki set harapan yang berbeda (Clark, 2009), selain dapat menimbulkan perbedaan pilihan personal, opini dan persepsi pada generasi berbeda yang mengarah pada konflik dan masalah antara anggota keluarga (Aggarwal dkk, 2017).

Dikaitkan dengan teknologi, kesenjangan generasi ini dapat muncul karena masuknya orang tua dan remaja dalam kategori generasi digital yang berbeda. Partini (2017) menyampaikan bahwa generasi remaja disebutkan sebagai generasi milenial atau digital natives, yaitu mereka yang lahir ketika teknologi telah berkembang pesat dan kehidupan mereka tidak pernah terlepas dari teknologi. Sebaliknya, orang tua yang masuk dalam generasi digital immigrant lahir ketika teknologi belum berkembang sepesat saat ini sehingga penggunaan teknologi pada kehidupan sehari-hari lebih minim (Partini, 2017). Ditambah dengan kenyataan bahwa remaja adalah pengguna paling produktif situs jaringan sosial dan menghabiskan sebagian besar kehidupan sehari-harinya dengan berinteraksi melalui media sosial (Ahn, 2011). Kendala yang dihadapi orang tua dalam beradaptasi dengan teknologi adalah kemampuannya yang tidak dapat secepat remaja dalam mempelajari dan mempergunakan teknologi dibandingkan dengan remaja (Qonitatin dkk, 2019). Hal ini yang kadang cenderung memberi kesulitan dalam relasi orang tua dengan remaja ketika teknologi dilibatkan di dalamnya.

Teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah banyak muncul ke dalam keluarga dan memiliki posisi kuat dalam rutinitas sehari-hari antar anggota keluarga (Christensen, 2009; McGrath, 2012), yang pada akhirnya berkorelasi dengan perubahan di dalam interaksi sosialnya. Komunikasi secara online saat ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam relasi interpersonal (Odendaal et al., 2006; Walther, 2011). Telaah empirik menunjukkan beberapa permasalahan terkait penggunaan teknologi dalam relasi orang tua dan remaja (Qonitatin dkk, 2020) antara lain berupa kekhawatiran yang menyangkut beberapa hal seperti: (1) efek merusak dari teknologi; (2) dampak negatif berupa peningkatan isolasi sosial dan privatisasi di dalam rumah (3) relasi dengan teman sebaya meningkat tetapi terjadi penurunan kualitas relasi dengan orang tua karena perbedaan kemampuan menggunakan teknologi; dan (4) teknologi dipandang menjadi sumber ketegangan atau konflik yang terus berlangsung bagi keluarga, apalagi ketika remaja menilai orang tua tidak antusias dengan teknologi dan gagal memahami pentingnya akses teknologi bagi kehidupan mereka sebagai remaja.

Akan tetapi di luar dari kekhawatiran tersebut, perlu diakui beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penggunaan teknologi untuk relasi orang tua dan remaja. Qonitatin dkk (2020) menemukan bahwa teknologi memberikan keuntungan antara lain: (1) memudahkan komunikasi dan koordinasi dalam keluarga; (2) mendukung keterhubungan walaupun ada jarak; (3) meningkatkan pengungkapan diri yang dibutuhkan untuk meningkatkan kedekatan dalam relasi yang mungkin sulit ketika dilakukan secara tatap muka; (4) membantu orang tua melakukan pengawasan terhadap anak; serta (5) penggunaan media untuk menambah wawasan dalam menjalin relasi.

Hasil penelitian tentang bagaimana teknologi berperan dalam relasi antara orang tua dengan remaja, menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran pola relasi (Qonitatin, 2019). Aspek ketergantungan yang biasanya dominan mewarnai dari pihak anak kepada orang tuanya, mulai bergeser menjadi saling ketergantungan di antara orang tua dan remaja. Teknologi ternyata membantu remaja dalam hal ini untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik daripada orang tua, dimana memperbesar kemungkinan orang tua untuk membutuhkan pengetahuan dan keterampilan remaja tersebut. Implikasi pola relasi yang seperti ini memberikan dampak jarak kekuasaan antara orang tua dengan anak yang semula tampak kuat (yaitu orang tua memiliki kekuasaan lebih kuat dibandingkan anak) mulai berubah menjadi sebuah pola yang bersifat “Unity”.

Kesatuan yang dimaksud di sini adalah terjadi suatu sistem yang memberikan rasa untuk saling membutuhkan dan saling pengaruh yang memberikan efek lebih baik untuk mewujudkan adanya keserasian dalam relasi. Dengan kata lain teknologi dalam relasi keluarga dapat memfasilitasi saling ketergantungan yang terjadi dalam keluarga, sehingga terjadi pergeseran sifat relasi yang memperlihatkan kedudukan yang perlahan menjadi hampir setara dengan orang tua dan remaja. Berkaca dari pembahasan di atas, kita sebenarnya dapat meminimalisir kerugian penggunaan teknologi, ketika kita dapat memanfaatkan keuntungan yang diperoleh dari teknologi tersebut.***

About Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Program Bisnis PGN Optimalkan Peran Strategis Gas Bumi dan Ekonomi Hijau Sejalan Asta Cita Prabowo-Gibran

JAKARTA (kampussemarang.com)– Sebagai Subholding Gas PT Pertamina Persero, dua jalur pengembangan bisnis PT Perusahaan Gas ...