Site icon Kampussemarang.com

Menantikan Kiprah Kebangkitan Gen Z di Era Indonesia Emas 2045

Hendy (kiri) bersama Rektor Unimus menunjukkan naskah kerjasama

SEMARANG (kampussemarang.com)- Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) melalui Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen dan program studi S1 Manajemen – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menyelenggarakan kuliah tamu yang bertajuk “Peluang Kompetensi SDM Gen Z di Kancah Internasional”, Kamis (11/07/2024).

Bertempat di Aula Gedung Kuliah Bersama II, acara menghadirkan narasumber Dr. H. Hendrar Prihadi, S.E., M.M selaku Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia atau LKPP RI sebagai pembicara utama. Dr AM Jumai, S.E., MM., MH (Wakil Dekan FEB) bertindak sebagai pembicara kedua acara tersebut. Sebelum acara Kuliah Tamu, acara diisi dengan penandatanganan kerjasama antara UNIMUS dengan LKPP RI.

Hadir dalam agenda Kuliah Umum Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd (Rektor UNIMUS), Prof. Dr. Budi Santosa, M.Si., Med (Wakil Rektor I), Dr. Hardi Winoto,M.Si (Wakil Rektor II), Dr. Andwiani Sinarasri, S.E., M.Si (Dekan FEB), Dr. Fatmawati Sukesi, SE., M.S (Kaprodi S1 Akuntansi), Edy Purwanto, SE., MM (Kaprodi S1 Manajemen), Wahyu Imam Santoso, S.T.P., M.P (Kaprodi S1 Agribisnis) serta dosen dan mahasiswa baik di lingkungan FEB UNIMUS maupun dari luar.

Dr. H. Hendrar Prihadi, S.E., M.M membuka kuliah tamu dengan menekankan pentingnya generasi muda khususnya Gen Z, dalam menghadapi persaingan global. Beliau menguraikan berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Gen Z di era digital dan globalisasi.

“Oleh sekelompok orang Generasi Z saat ini disebut generasi strawberry. Tapi menurut saya, yang paling penting hari ini adalah anda harus manfaatkan kelebihan diri seperti melek teknologi informasi dan secara demografis kuantitasnya banyak” ujar Hendy, panggilan akrab Hendrar Prihadi.

Menurutnya, generasi Z saat ini akan memainkan peran kunci di era Indonesia Emas duapuluh sampai duapuluhlima tahun ke depan (tahun 2045). Sehingga generasi Z harus ambil tantangan dan peluang yang begitu besar dengan bonus demografi di tahun itu.

“Beberapa negara pernah mengalami bonus demografi seperti Indonesia. Fase usia muda produktif lebih banyak daripada lansia dan anak anak. Bila dikelola dengan baik, bonus demografi  bisa menjadikan negara maju” ujar Hendy.

Hendy memberi contoh beberapa negara yang berhasil mengelola bonus demografi yaitu Jepang tahun 70 an, Korsel tahun 2000 an, Singapura  dan Hongkong juga berhasil  sehingga ekonomi negara negara tersebut sekarang jauh lebih hebat dibanding Indonesia.

“Tetapi tercatat sedikitnya ada dua negara yang tidak bisa memanfaatkan bonus demografi yaitu Afrika Selatan di tahun 2015 dan Brazil tahun 2018. Dua negara ini tidak bisa kelola dengan baik bonus demografi sehingga terjadi banyak pengangguran yang berujung kekacauan ” ujar Hendy.

 Sementara itu sebagai pembicara kedua, Dr AM Jumai menyampaikan Indonesia sangat berpotensi menjadi negara maju di era Indonesia Emas 2045. Salah satu cara di antaranya memperkuat sektor ekonomi dengan menambah jumlah wirausaha atau pengusaha di negeri ini.

“Saat ini jumlah wirausaha Indonesia baru 3,4 persen dari jumlah penduduk, sedangkan di negara maju ada  belasan persen wirausaha. Indonesia perlu meningkatkan jumlah wirausahanya. Jiwa enterpreneur harus ada di diri generasi muda sekarang ini” ujar AM Jumai.

Rektor UNIMUS Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi Dr. H. Hendrar Prihadi, S.E., M.M atas kesediaannya berbagi ilmu dan pengalaman.

“Saya berharap acara ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada mahasiswa UNIMUS untuk terus mengasah kompetensi dan siap bersaing di kancah internasional,” paparnya.  (Sgi)