Dirut BPJS Kunjungi RS Unimus: Makin Banyak Negara Jadikan BPJS Sebagai Rujukan Negaranya 

Dirut BPJS (2 dari kiri) saking tukar Cinderamata dengan Rektor Unimus.

SEMARANG (kampussemarang.com) – Direktur Utama BPJS Prof Dr Ali Ghufron Mukti MSc PhD AAK menyampaikan banyak masyarakat kita sendiri yang belum tahu kalau BPJS sudah sangat maju. Mereka juga mispersepsi, dikira BPJS satu, hanya untuk orang yang tidak mampu saja.

“Padahal sistemnya sudah menyatu dan di rumah sakit ada BPJS satu yang siap membantu masyarakat. Banyak negara lain seperti Amerika, Inggris, Malaysia, Korea dan negara negara lain serta organisasi internasional seperti WHO memberi apresiasi tinggi dan menjadikan BPJS kesehatan Indonesia sebagai rujukan mereka” ujar Prof Ali Ghufron usai bermain tenis persahabatan dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Prof Dr Masrukhi MPd dan Anggota Komisi IX DPR RI Dr Edy Wuryanto di lapangan tenis Unimus, Jumat sore (5/7/2024).

Menurut Prof Ali Ghufron, saat sidang di kantor WHO belum lama ini, beberapa negara anggota WHO minta agar Indonesia mau sharing bagaimana caranya sehingga BPJS bisa maju dan  bagus, di antaranya prestasi di mana rekam medis pasien juga bisa dimiliki pasien (masyarakat) sendiri. Juga keberhasilan pada kendali mutu dan kendali biaya di BPJS yang dianggap berhasil.

“Sistem transformasi digital BPJS kita teknologinya sangat maju dimana sistem rekam medis ada di tangan pasien. Di Amerika saja hanya di segelintir tempat saja yang bisa misalnya di Yale University atau di John Hopkins University, di lain tempat belum mampu.  Misalnya saja ada pasien di NTT periksa maka dokter di Jakarta tahu akan tindakan itu ” ujar Prof Ali Ghufron Mukti.

Sebelum bermain tenis, Dirut BPJS tersebut juga memberi kuliah tamu di hadapan mahasiswa Unimus serta meninjau Rumah Sakit Unimus, terutama mengenai sarana prasarana dan kesiapan KRIS (kamar rawat inap standard) yang ada di Rumah Sakit Unimus.

Senada dengan Dirut BPJS Prof dr Ali Ghufron Mukti PhD, anggota komisi IX DPR RI Dr Edy Wuryanto menyampaikan kalau kendali mutu dan kendali biaya di BPJS sudah bagus. Persoalan yang harus selalu dijaga, menurutnya, menyangkut akses layanan kesehatan.

“BPJS mutunya sudah Ok, layanan juga bagus. Yang harus ditingkatkan adalah jumlah tempat tidur KRIS dimana aturannya untuk rumah sakit pemerintah minimal KRIS 60 persen dan untuk rumah sakit swasta minimal KRIS 40 persen. Ini bisa potensi menurunkan jumlah tempat tidur untuk orang miskin, perlu diupayakan peningkatan KRIS yang juga berdampak pada peningkatan layanan untuk orang miskin pula” ujar Dr Edy Wuryanto.

Sementara itu pula Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi MPd menyampaikan rasa terimakasih atas kesediaan Dirut BPJS Prof Ali Ghufron Mukti berbicara di hadapan mahasiswa dalam kuliah tamu serta meninjau Rumah Sakit Unimus serta bermain tenis bersama.

“Unimus punya dua rumah sakit, yaitu rumah sakit gigi dan mulut pendidikan (RSGMP) yang sudah bekerja sama dengan BPJS. Rumah sakit yang kedua yaitu Rumah Sakit Unimus yang diresmikan 6 Januari 2024 dan April lalu mendapatkan akreditasi Paripurna. Dirut BPJS mengunjungi RS Unimus untuk melihat apakah RS Unimus sudah memenuhi syarat untuk nantinya bekerja sama dengan BPJS. Misalnya ketersediaan jumlah kamar rawat inap standard atau KRIS di RS Unimus yang mencapai 50 persen atau di atas yang disyaratkan BPJS yaitu 40 persen. Aspek aspek lain RS Unimus juga sudah memenuhi standard untuk bekerja sama dengan BPJS seraya memberi layanan untuk semua lapisan masyarakat sesuai moto RS Unimus, RS untuk semua ” ujar Prof Masrukhi. (Ks01)

 

About Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Program Bisnis PGN Optimalkan Peran Strategis Gas Bumi dan Ekonomi Hijau Sejalan Asta Cita Prabowo-Gibran

JAKARTA (kampussemarang.com)– Sebagai Subholding Gas PT Pertamina Persero, dua jalur pengembangan bisnis PT Perusahaan Gas ...